SEKS DI AKHIR KEHAMILAN…SANGAT DIANJURKAN

0
Sudah sangat banyak tulisan rentang sex in pregnancy, tetapi tulisan ini pasti beda…karena aku masukkan kedalamya kasus yang aku temukan dalam praktek sehari-2.

Hubungan suami isteri sangat dianjurkan pada akhir kehamilan dengan tujuan agar jangan sampai kehamilannya lewat waktu (postterm pregnancy). Bagaimana bisa hubungan seks merangsang timbulnya persalinan ? BACA INI: SEKS DIAWAL KEHAMILAN.

Posisi yang dianjurkan adalah (maaf) doggie style atau woman on top dan variasi2-nya . Setiap pasien-ku yang sudah memasuki usia hamil aterm (=cukup bulan) selalu aku anjurkan untuk melakukannya. Kebanyakan enggan dengan alasan (kata ortu) kepala bayinya bisa kotor. Ya nggak lah…kan ada selaput ketuban. Kuman/bakteri saja yang ukurannya lebih kecil dari sperma tidak bisa menembusnya. Ada juga suami yang bilang nggak sampe hati kasihan sama baby-nya. Ada juga yang antusias melakukannya. Ada juga istri yang mengatakan lebih horny selama hamil tua, sang suami malah melempem… Pokoknya macem-macemlah…kombinasinya

Namun demikian harus hati2 saat melakukannya. Hati2 disini maksudnya dilakukan dengan gentle… ya bedalah…jangan seperti pengantin baru yang bisa dibuat berbagai gaya ala kamasutra. Karena kalau tidak hati-2 bisa menyebabkan ketuban pecah dini (KPD) atau KPSW (Ketuban Pecah sebelum Waktunya) yang ujung-2 nya jika nggak berhasil dirangsang/induksi tentunya akan di operasi Cesar.

Aku punya pengalaman nggak bagus…pasiennya nggak pernah ngecek hamil ke aku…datang dengan keluhan keluar air ketuban bercampur darah…setelah diperiksa bayinya sudah plus (RIP). Setelah si interogasi suami ngaku malamnya baru “gituan”. Kelainan seperti ini namanya vasa previa (vasa= pembuluh darah; previa =tidak pada tempatnya) yaitu adanya pembuluh darah tambahan yang melintas tepat di bagian ketuban yang menghadap ke leher rahim. Akibatnya saat ketuban pecah…pembuluh darah juga pecah dan janin mati (karena darah janin yang keluar). Bayinya berhasil dilahirkan biasa… tapi ya itu tadi… sudah PLUS alias almarhum(ah).

SEKS DI AWAL KEHAMILAN…..BAGAIMANA SEBAIKNYA?

0
Mungkin sudah banyak tulisan yang membicarakan masalah ini. Tapi aku akan menceritakan sedikit kasus yang di jumpai dan my policy. Awal kehamilan disini maksudnya adalah 3 bulan pertama kehamilan (Trimester I).

Banyak ditemukan pasangan hamil Trimester I mengalami perdarahan setelah melakukan hubungan seks. Bagaiman bisa? Penyebabnya PERTAMA: dalam cairan sperma tedapat zat yang bisa menstimulasi kontraksi rahim yaitu prostglandin. KEDUA: Saat melakukan “pemanasan”, niple stimulation (cari di kamus bahasa Inggeris) akan mengeluarkan zat yang namanya oksitosin (LOVE HORMONE). Zat ini juga akan menstimulasi kontraksi (kejang) rahim. KETIGA: Saat wanita mengalami orgasme rahim wanita ternyata ikut kejang.

Karena serangan bertubi2 diatas, akibatnya dapat timbul perdarahan (Abortus). Bisa banyak bisa sedikit atau bahkan bisa seluruh hasil pembuahan keluar. Ada contoh kasus yang cukup membuat aku geleng2 kepala. Ada pasangan yang sudah 8 tahun menikah tetapi belum memiliki anak. Ketika akhirnya sang isteri hamil…aku sudah mengingatkan untuk tidak melakukan seks di awal kehamilannya. Dua minggu kemudian datang dengan perdarahan banyak. Si Suami tidk mau jujur. Pada saat kuret baru sang isteri menyampaikan bahwa suami memaksa untuk berhubungan badan…Suatu tragedi-komedi menurutku… Seandainya saja suaminya cukup “kreatif” maka mungkin kejadian ini tidak timbul seperti kata pepatah : BANYAK JALAN KE ROMA…(analyze that)

Secara umum aku melakukan “himbauan”(nggak maksa, itukan hak suami), untuk seks di awal kehamilan dihindari pada: hamil pertama, kehamilam “mahal” (=susah hamil) atau ada riwayat keguguran hamil sebelumnya. Dokter lain mungkin memiliki pendapat yang berbeda, but that’s my policy.

Terus sampai kapan baru boleh? Setelah hamil diatas 3 bulan. Itupun melakukannya secara gentle, jangan grasah-grusuh…sekedar menyalurkan kebutuhan suami…….biar nggak membatu…ntar kalau jatuh kelantai bunyinya ting…ting…dan bisa dijadikan batu cincin kalau kelamaan nggak “tuker oli” ha…ha…ha…..

HAL-HAL MENYEBALKAN SAAT BERINTIM-INTIM

0
HAL-HAL MENYEBALKAN SAAT BERINTIM-INTIM

Tak jarang muncul aneka gangguan saat berintim-intim. Mengatasinya, dituntut keterbukaan dari suami istri.

Idealnya, jelas dr. Tri Bowo Hasmoro, Sp.And., melakukan hubungan suami-istri merupakan keinginan yang muncul dari kedua belah pihak. Diawali dengan saling memberi rangsangan agar saat melakukannya mereka berdua benar-benar prima kondisi fisik, psikis, maupun emosionalnya. Adanya gangguan pada salah satu aspek saja, jelas bisa mengganggu hubungan tersebut. Tanpa peduli apakah gangguan tersebut muncul sebelum, ketika, dan setelah berhubungan seks.

Kendati umumnya tak sampai berakibat fatal semisal menimbulkan keretakan rumah tangga, aneka gangguan dalam hubungan seks tentu dirasa sangat menyebalkan. Terlebih bila gangguan tersebut dipendam alias tak ada saling keterbukaan yang seharusnya dibina sejak awal perkawinan. Padahal, tegas Tri Bowo, gangguan bisa diatasi asal suami-istri saling mengenal dengan baik pasangannya. Termasuk kebiasaan dan pola hormonalnya, selain kesediaan berkonsultasi pada ahlinya. Berikut beberapa gangguan yang bisa membuat pasangan sebal dan tertekan.

SEBELUM BERHUBUNGAN

* Lupa Gosok Gigi

Pada sebagian orang, kebiasaan tak menggosok gigi sebelum berhubungan seks, boleh jadi merupakan hal yang menyebalkan/menjijikkan. Minimal saat yang bersangkutan ingin mencium pasangannya. Yang pasti, bau mulut bisa mengurangi gairah pasangan.

* Tidak Mandi

Meski hubungan suami-istri barangkali dilakukan hanya dengan saling meraba, tapi bau badan sehabis beraktivitas atau bekas cucuran keringat akan membuat tubuh terasa lengket. Kalau sudah begitu, jangan harap gairah pasangan masih menggebu. Jadi, ada baiknya sebelum berintim-intim tubuh dalam keadaan segar dan bersih. Terutama sehabis bepergian atau beraktivitas yang mengundang keringat.

* Merasa Belum Siap

Semisal istri yang habis melahirkan atau sedang datang bulan sehingga membuatnya tak siap berhubungan seks. Entah melalui vagina, oral, atau sekadar meraba-raba. Ketidaksiapan semacam ini jelas akan mempengaruhi responnya dalam menerima dan memberi rangsangan seksual pada suaminya. Akibatnya, istri terlihat ogah-ogahan sehingga gairah suami merosot (meski semula menggebu) karena merasa tak mendapat respon yang diharapkan. Paling tidak, suami merasa “tak dianggap”. Jangan salah, suami justru akan kianmenggebu kalau istri antusias merespon ajakannya, lo.

* Infeksi/Keputihan

Derita keputihan yang merupakan salah satu pertanda adanya infeksi pada sistem reproduksi istri, bisa mengganggu keintiman hubungan suami-istri. Misalnya tercium bau tak sedap dari alat kelamin yang memadamkan gairah suami.

* Menolak Ajakan

Suami/istri akan merasa sebal bila sedang in the mood ternyata disambut dingin atau malah ditolak pasangannya. Banyak faktor yang jadi penyebabnya. Bisa karena secara fisik sedang dalam kondisi tak enak badan, keletihan, terinfeksi penyakit kelamin sehingga takut menularkan pasangan atau lantaran alasan lain yang dibuat-buat. Apa pun penyebabnya, penolakan hanya akan menyurutkan gelora pasangan. Nah, agar pasangan tak merasa sebal karena ditolak, kemukakan alasan sejujurnya dengan menggunakan bahasa yang santun. Dengan demikian pasangan dapat memahami sekaligus tak memunculkan masalah baru berupa kecurigaan.

* Tidak Mood

Pada suami, keinginan untuk berhubungan seksual bisa muncul setiap saat. Tidak demikian halnya dengan pihak istri. Soalnya, dalam urusan seks, gairah kaum Hawa dipengaruhi mood/feeling akibat siklus hormonalnya. Menjelang menstruasi, contohnya, istri cenderung jadi uring-uringan, hingga kalaupun dirangsang ia akan menghindar. Nah, agar hal ini tak merusak suasana intim, suami harus bisa mengenali dan memahami kondisi hormonal sang istri. Namun tak semua istri mengalami hal seperti ini.

* Banyak Pikiran

Suami/istri boleh jadi pasti merasa sebal melihat pasangannya yang masih sibuk berkutat dengan urusan kantor saat berada di rumah. Padahal, “pemandangan” seperti itu boleh jadi hanya sesekali saat pekerjaan menumpuk atau harus mengejar target. Apa pun alasannya, keinginan pasangan untuk berhubungan seksual pasti terpengaruh. Bukan tidak mungkin di kesempatan lain, ia balas menolak ajakan pasangan. Itu sebabnya amat dianjurkan masing-masing pihak membagi waktu dan energinya secara proporsional pada tiap-tiap hal.

* Suasana

Jangan salah, suasana lingkungan sebelum berhubungan intim, memegang peranan penting. Ada baiknya masing-masing mengetahui apa saja kebiasaan dan kesukaan suami/istri sebelum melakukan aktivitas seksual. Jangan pelit untuk menyediakan waktu dan anggaran khusus agar bisa melakukan aktivitas bersama. Semisal dengan menghadirkan suasana romantis dengan dinner di kafe atau restoran favorit, mandi bersama atau saling pijat. Kalaupun hal-hal semacam itu sulit dilakukan semisal sudah ada si kecil yang lebih membutuhkan perhatian, jangan salahkan bila gairah pasangan menurun. Jadi, pandai-pandailah “mencuri” waktu di tengah berbagai kesibukan untuk senantiasa menjalin keintiman lewat hal-hal romantis.

* Parfum Berlebihan

Wewangian memang bisa menggugah gairah seks. Tapi penggunaan parfum yang berlebihan sesaat menjelang hubungan seks, bukan tidak mungkin justru membuat pasangan merasa mual. Nah, agar aroma parfum tidak mengganggu, gunakan secukupnya. Ada baiknya pula bila sewaktu membeli, pasangan membantu memilihkan parfum sesuai dengan jenis wewangian yang disukainya.

SAAT MELAKUKAN HUBUNGAN SEKS

* Tanpa Pemanasan

Khusus untuk para suami, sedahsyat apa pun gairah untuk berintim-intim, hendaknya jangan pernah melakukannya tanpa pemanasan. Soalnya, irama seksual istri menanjak secara perlahan lewat pemanasan (foreplay) sebelum benar-benar siap. Nah, komunikasikan kondisi ini secara terbuka. Jangan sampai berintim-intim cuma memberi kenikmatan pada salah satu dan dirasakan menyiksa buat pasangannya.

* Mau Cepat

Entah karena ada urusan lain atau apa, jadi saat bermesraan pikiran tak terkonsentrasi ke situ dan cenderung sesegera mungkin mengakhirinya. Padahal, aktivitas seks membutuhkan suasana santai alias tidak tergesa-gesa. Penyebab lain, karena faktor usia yang tak lagi muda, hingga memang tak menomorsatukan aktivitas seks.

* “Sudah – Belum?”

Pertanyaan semacam ini yang kerap diajukan istri ternyata sering bikin suami sebal. Kenapa istri bertanya seperti itu? Umumnya karena jengkel menunggu suami yang lama mencapai ejakulasi, sementara ia mungkin sudah orgasme. Ada baiknya suami-istri mencapai orgasme secara bersamaan.

Agar istri tak kewalahan sebaiknya setelah sama-sama orgasme, berhentilah lebih dulu sekitar 15-30 menit sebelum melanjutkan “permainan” lagi guna mencapai orgasme berikutnya bila masih menginginkan.

* Mendadak Berhenti

Sering terjadi, kan, pasangan yang tengah asyik berintim-intim dan menjelang orgasme tiba-tiba mendadak terhenti saat terdengar dering telepon atau tangisan anak. Kalau sudah begitu, sulit memompa gairah agar bisa menggebu kembali seperti semula.

* Mencontoh Adegan

Biasanya keinginan seperti ini muncul pada individu yang gemar nonton film biru lalu minta pasangannya melakukan adegan serupa seperti yang ditontonnya. Padahal, bukan tak mungkin pasangan tak suka, malah merasa jijik, atau tak siap melakukannya. Nah, keinginan yang tak kesampaian ini bisa menurunkan mood.

* Cuma Organ Tertentu

Hendaknya suami/istri harus saling tahu/mengenal daerah erotis pasangan. Jangan sampai daerah erotis istri yang sebetulnya di sekitar leher tapi suami cuma merangsang daerah lainnya. Atau suami maunya berciuman lama sementara istri justru ogah. Nah, ketidaksinkronan semacam ini seharusnya dikomunikasikan.

* Kelewat Dingin Dan Agresif

Suami/istri mana, sih, yang tak merasa sebal bila pasangannya bersikap dingin? Alhasil, respon terhadap rangsangan seksualnya jadi tak maksimal atau sama sekali tak ada. Gairah suami bisa melorot atau malah tak bisa ereksi. Atau sebaliknya, dalam berhubungan seks suami/istri kelewat aktif dan banyak maunya. Bila pasangannya tak siap atau mungkin termasuk orang yang menganut aliran konservatif, yang muncul hanya rasa sebal. Ia merasa diperalat atau minder karena tak mampu mengimbangi.

* Di Bawah Selimut

Kalau alasannya karena malu, segera singkirkan gaya ini. Toh, sudah menjadi suami-istri, kenapa harus malu? Lain halnya jika suasana mendukung semisal AC atau udara kelewat dingin.

* Gel Pelicin

Agar hubungan lebih mudah dan nikmat, banyak pasangan menggunakan zat pelicin atau gel. Padahal, tak semua individu cocok bahkan bisa menyebabkan alergi berupa gatal-gatal atau warna kemerahan pada vagina atau penis. Bila tak dibersihkan dengan benar, kuman akan berkembang biak dan akhirnya mengganggu hubungan intim. Tanyakan ke dokter sebelum menggunakannya.

* Perangsangan Berlebihan

Rangsangan yang terus-menerus, umumnya dari suami, bisa membuat istri kewalahan. Misalnya, karena suami ingin berkali-kali orgasme dalam setiap permainan. Bisa jadi dorongan yang menggebu ini akibat pengaruh obat-obat perangsang yang dikonsumsi. Agar istri tak kesakitan bahkan trauma terhadap sikap suaminya, sebaiknya ada kesepakatan bersama.

USAI HUBUNGAN

* Bergegas Mencabut

Usai sanggama, amat dianjurkan suami tetap melakukan gerakan-gerakan tertentu yang bersifat merangsang sampai sang istri atau mereka berdua sama-sama menurun intensitas seksualnya. Jangan sampai istri masih dalam keadaan menjelang orgasme, suami yang sudah ejakulasi langsung mencabut penisnya. Lain hal kalau dua-duanya sudah orgasme dan istri sudah memberi aba-aba untuk dilepas.

* Segera Bersih-Bersih

Jangan cepat-cepat ke kamar mandi untuk bersih-bersih diri karena bisa membuat pasangan dianggap kotor/menjijikkan. Lebih baik saling belai pasangan atau tetap berpelukan sambil menunggu sensasi seksual menurun dengan sendirinya.

* Langsung Mengorok

Begitu selesai, langsung balik badan kemudian mendengkur keras alias mengorok. Ini juga amat menjengkelkan pasangan.

Jangan Buru-buru Cium Gue…

0
Jangan keburu grusa-grusu dulu. Kalimat di atas bukan judul sekuel kedua film Buruan Cium Gue yang dikoyak-koyak dari peredaran beberapa waktu lalu. Melainkan sari berita baik dan buruk tentang dunia cium-mencium.

Boleh percaya boleh tidak, fakta di balik ciuman ternyata lebih bikin deg-degan ketimbang fimnya!

Berita baiknya dulu, silakan catat, ciuman bisa membuat pelakunya lebih sehat, secara fisik maupun psikis. Artinya, di samping untuk memuaskan hasrat, ciuman memang punya manfaat nyata. Tapi, ada tapinya lo, ciuman itu ternyata bisa juga menjadi vektor (perantara) menularnya penyakit-penyakit tertentu. Yang kalau disepelekan, dampaknya bisa menyeramkan.

Bahaya pakai lidah

* Ciuman, apa pun gayanya, tentu melibatkan kontak bibir. Kecuali ciuman jarak jauh, atau cium kangen yang dititipkan pada surat cinta atau angin puting beliung.

Saat kontak bibir itulah, proses penularan sejumlah penyakit sangat mungkin terjadi. Memang prosesnya tidak bisa disamaratakan untuk semua penyakit. Namun, tetap saja harus membuat siapa pun orangnya, berhati-hati sebelum mencium.

Misalnya, saat mencium orang yang riwayat kesehatannya belum diketahui secara pasti, seperti pacar baru, calon pacar, kenalan di bioskop, teman lama yang telah 15 tahun tak bertemu, dan sejenisnya. Kalau nekat, apalagi dilakukan di depan umum, bukan cuma da’i kondang Aa Gym yang bakal tidak setuju, drg. Sunarso B., M.Sc., ahli mikrobilogi oral dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia pun geleng-geleng kepala.

Menurut Sunarso, penularan penyakit lewat ciuman memang kerap ditanyakan awam. Pertanyaan yang paling sering diajukan, apakah ciuman bisa menularkan virus HIV/AIDS? Masih kata Sunarso, hingga saat ini kalangan dokter baru meyakini empat media penularan HIV/AIDS. Yakni lewat hubungan seksual (heteroseksual maupun homoseksual), tranfusi
darah, pemakaian jarum suntik secara bersama-sama, dan lewat plasenta (dari ibu ke bayi yang dikandung).

Transmisi HIV lewat ciuman sampai saat ini belum bisa dibuktikan. Barangkali, karena jumlah virus HIV di dalam air ludah relatif lebih kecil ketimbang di dalam darah, air mani, atau cairan vagina. Selain itu, air ludah mengandung bahan-bahan penghambat pertumbuhan mikroorganisme, seperti enzim lisosim dan laktoperosidase, serta sekretori imunoglobulin-A. Sebab lainnya, virus HIV hanya bermarkas di dalam sel limfosit-T, yang daerah kekuasaannya ada di dalam darah.

Menurut Sunarso, jika ciuman hanya berupa cipok, ciuman ringan, kecupan sayang, cium kening, pipi, atau bibir luar saja, HIV diyakini tidak menular. Tetapi jika aksinya menjurus pada french kissing yang penuh birahi dan menyertakan lidah sebagai faktor penambah nikmat, sehingga terjadi pertukaran cairan mulut, maka bisa saja HIV bermigrasi. Lebih-lebih jika terdapat luka di mulut, baik berupa lecet ringan, seriawan, maupun radang.

Celakanya, keberadaan luka kadang tidak disadari. Bisa karena begitu kecil, sehingga tidak dirasa sama sekali. Namun, karena ukuran virus atau bakteri jauh lebih renik, maka luka sekecil apa pun tetap bisa menjadi jalan masuk bagi makhluk-makhluk tak kasat mata telanjang ini.

Di luar HIV, masib ada sederet lagi penyakit infeksi yang bisa menular lewat french hissing. Dari deretan virus, misalnya, terdapat hepatitis (A, B, maupun C), dan herpes labialis. Balikan menurut Sunarso, keduanya memiliki risiko penularan lebih tinggi daripada HIV. Dari kelompok bakteri, ada sifilis, gonore (GO), dan tuberkulosis. Sedangkan dari kelas jamur ada Candida albicans.

Romantis tapi mematikan

* Umumnya penyakit yang menular lewat ciuman adalah penyakit menular seksual (PMS) yang disebabkan infeksi.

Hal ini wajar, karena makhluk-makhluk “halus” itu memang suka sekali keluyuran dari satu korban ke korban lain dengan cara menumpang cairan tubuh. Namun, meski tak ada riwayat infeksi, setiap orang tetap harus berhati-hati, terutama mereka yang alergi terhadap makanan tertentu.

David Steensma, dokter ahli hematologi di RS Mayo Clinic, Amerika Serikat, pernah melaporkan sebuah kasus unik.

Dia menangani seorang wanita muda (20 tahun) yang masuk instalasi rawat darurat akibat terlalu hot berciuman, dan jelas bukan sembarang ciuman. Ternyata, satu jam sebelum masuk rumah sakit, si cewek mendapat kado dari kekasihnya.Kadonya begitu istimewa, ciuman selamat malam yang sangat menggairahkan.

Namun, selang satu menit kemudian, muncul reaksi alergi di bibirnya, yang makin lama makin parah. Disusul kulit memerah, perut kram, tenggorokan bengkak, dan saluran napas menyempit sehingga dia susah bernapas. Kepada Steensma, si cewek mengaku punya riwayat alergi udang dan kerang-kerangan. Usut punya usut akhirnya ketahuan, ciuman fantastis itulah biang keladinya. Karena “kado mematikan” itu dihadiahkan kurang dari satu jam setelah si cowok makan udang.

Lewat kontak mulut, bahan alergen dari udang tampaknya ngelencer dari mulut si cowok ke mulut pacarnya. Kasus ini sekaligus membuktikan, pengidap alergi makanan wajib waspada tidak hanya terhadap apa yang dimakan, tapi juga berhati-hati terhadap orang yang menciumnya. Kecuali memang ingin berurusan dengan selang infus rumah sakit.

Namun, seperti dibilang Bryant Stamford, Ph.D., profesor dan direktur Health Promotion Center di University of Louisville, dampak ciuman tak 100% menakutkan. Soalnya, pada saat melakukan ciuman, kecepatan metabolisme meningkat dua kali lipat. Artinya, pembakaran kalori juga meningkat. Meski demikian, Stamford mengingatkan, ciuman belum cukup dijadikan sebagai pengganti joging atau olahraga kardiovaskuler lainnya. “Semua hal bisa mempercepat detak jantung. Itu hanya masalah adrenalin,” tandasnya.

Sementana Joy Davidson, Ph.D., psikolog dan seksolog di Seattle mengatakan, “Ciuman adalah meditasi sensual yang bisa meredakan ketegangan pikiran.” Ketika seseorang melakukannya dengan orang yang ia cintai, suami atau istrinya, tubuhnya akan mengalami perubahan fisiologis yang mirip ketika melakukan meditasi. Jika dilakukan secara rutin, tradisi sun sing suwe yang dilandasi kasih sayang bisa membuat pelakunya lebih berdaya tahan, awet muda, dan panjang umur.

Jelas sudah, berciuman memang tidak bisa dilakukan sembarangan. Yang paling penting, pastikan yang Anda cium bukan pacar, istri, atau suami orang!

SEX

0
0
0

Featured Video